KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah KIR ini dapat terselesaikan. Penulisan karya
ilmiah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi. Selain itu juga untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .
Dengan
terselesaikannya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang
bahan-bahan yang dapat timbulkan dan mempercepat terjadinya korosi (karat),
proses terjadinya korosi, kerugian serta cara mencegah terjadinya korosi. Oleh
karena itu, terselesaikannya KIR ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis
semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait.
Kami
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik
serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi
penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga KIR
ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca tentang faktor terjadinya korosi.
Subulussalam,14
April 2013
Penulis
( )
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………………... 2
ABSTRAK
…………………………………………………………………………………………………………………... 3
BAB
I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………… 4
1.1.Latar
belakang ………………………………………………………………………………………….. 4
1.2.rumusan
masalah …………………………………………………………………………………….. 4
1.3.Tujuan
penelitian ……………………………………………………………………………………… 4
BAB II : KAJIAN
TEORITIS …………………………………………………………………………………………….. 5
2.1.
korosi ………………………………………………………………………………………………………. 5
ü Penyebab korosi ……………………………………………………………………………….. 5
ü Proses terjadinya korosi ……………………………………………………………………. 5
ü Dampak dari korosi ……………………………………………………………………........ 6
ü Mencegah terjadinya korosi ……………………………………………………………… 6
BAB III :
METODE PENELITIAN ……………………………………………………………………………………. 7
3.1.
Alat dan bahan ……………………………………………………………………………………..... 7
3.2.
cara kerja…………………………………………………………………………………………………. 7
3.3.
waktu dan tempat …………………………………………………………………………………… 7
BAB IV :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………………………………………… 8
4.1.
Hasil penelitian ……………………………………………………………………………………….. 8
4.2.
Pembahasan …………………………………………………………………………………………… 8
BAB V :
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………… 9
5.1.
Kesimpulan …………………………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………. 10
ABSTRAK
Karya
ilmiah yang berjudul Pengamatan terjadinya korosi pada paku ini membahas faktor
yang mempengaruhi korosi pada paku dan cara pencegahannya.tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah untuk mengetahui bahan-bahan yang dapat mempercepat
terjadinya korosi. Metode yang digunakan dengan melakukan penelitian langsung
terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian, paku yang lebih cepat berkarat / korosi adalah
paku di dalam asam cuka yang terbuka. Salah satu penyebabnya adalah karena asam cuka mengandung H+ dan asam serta
dipengaruhi oleh kelembaban udara di sekitar tempat penyimpanan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal
dengan perkaratan.Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi
merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah
salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal
merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan.Oleh karena itu,dengan
pentingnya mempelajari pencegahan korosi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya korosi?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya korosi?
1.3. Tujuan masalah
1. Mengetahui proses bagaimana terjadinya korosi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1.
korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang
terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)
bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak
sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe2+ + 2e-
→ Fe
Katode : 2H2O → O2 + 4H+
+ 4e-
Karat disebut sebagai
autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses
pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat
reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah. Korosi merupakan proses
elektro kimia.Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih, dkk.2011)
2.2. Penyebab korosi
Faktor
yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
( Purba, Michael.2007)
2.3.
Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan
merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan
reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan
lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam
besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi
ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik
yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik
biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan
sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab.( Purba, Michale.
2007 )
2.4.
Dampak dari korosi
Karatan adalah logam yang
mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan
berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah
istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan
secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan
sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat
berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh
karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya
bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses
perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses
terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai
sel yang memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron.
Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi,
dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan
elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana
ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang
tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa
kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa
terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan.
Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
2.5.
Mencegah terjadinya korosi
Prinsip
sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi
dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara
pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada
pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang
dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut
dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat
dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa ayang
disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
( Sagala, Polmer P. 2011 )
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Alat dan bahan
1.
Tabung
reaksi
2.
Paku
3.
Serbet
4.
Air
5.
Minyak
tanah
6.
Air
hujan
7.
Air
panas
8.
Cuka
3.2. Cara kerja
1. Siapkan 10 buah tabung reaksi yang telah dibersih kan.
2. Isi 5 tabung reaksi dengan masing-masing larutan tersebut, ditutup dengan rapat.
3. Lalu 5 tabung reaksi yang lain di isi dengan larutan yang sama masukkan sedikit kapas, biarkan tabung reaksi terbuka.
4. Simpan ditempat yang aman.
5. Mengamati perubahan paku selama 3 hari
3.3. Waktu dan tempat praktikum
3.3.1. Waktu : 18 februari 2013
3.3.2.
Tempat : Laboratorium IPA SMAN 1 SP. KIRI
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil penelitian
Tabel
pengamatan
No
|
Paku pada tabung
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Air
|
Berkarat
|
2
|
Minyak tanah
|
Tidak Berkarat
|
3
|
Air hujan
|
Berkarat
|
4
|
Air panas
|
Berkarat
|
5
|
Asam cuka
|
Berkarat
|
4.2.
Pembahasan
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku
yang dimasukkan ke dalam air,air tawar,air hujan, dan asam cuka mengalami
korosi(berkarat),sedangkan paku yang dimasukkan ke dalam minyak tanah tidak
mengalami korosi(berkarat),hal ini disebabkan karena minyak tanah bukan
termasuk ke dalam bahan-bahan korosif(yang menyebabkan korosi).
Dari keempat bahan yang dapat menyebabkan korosi
tersebut,yang paling cepat proses korosinya adalah asam cuka,karena selain
termasuk kedalam bahan yang korosif(yang menyebabkan korosi),asam cuka juga
menghasilkan H+ sehingga paku lebih cepat berkarat.
Selanjutnya,setelah asam cuka,yang paling cepat korosinya adalah air hujan,karena
air hujan mengandung CO2 yang dapat membentuk senyawa HCO3 yang
bersifat asam. Kemudian setelah air hujan,yang paling cepat proses korosinya
adalah air tawar, hal ini disebabkan oleh faktor kelembaban udara(air dan gas O2).
Kemudian setelah air tawar adalah air panas,hal ini disebabkan karena air yang
sudah dipanaskan,banyak mengandung uap air.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil
dari uraian diatas adalah sebagai berikut:
Ø
Asam cuka,air tawar,air hujan dan air panas termasuk
kedalam bahan-bahan korosif (bahan yang dapat menyebabkan korosi).
Ø
Minyak tanah bukanlah bahan yang dapat menyebabkan
korosi,oleh karena itu minyak tanah tidak termasuk kedalam bahan yang korosif.
DAFTAR
PUSTAKA
Suroso,
Asih, dkk.2011. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1.
Aspirasi
Purba,
Michael. 2007. KIMIA untuk Kelas XII.
Jakarta : Erlangga
Sagala,
Polmer P. 2011. Jago KIMIA SMA Kelas 1,
2, 3. Jakarta : Kawan Pustaka
Thanks guys
5 komentar:
Trimakasih, karena ini sangat membantu.
itu berapa hari penelitian
Terima kasih udah membant
izin copy untuk tgs penelitian sma kelas 12
Terimakasih buk Emma
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Anti karat
Posting Komentar